Chat with Hansaplast
saraf kejepit bisa disebabkan karena postur tubuh yang buruk

Saraf Kejepit: Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya

5 menit Baca
Menampilkan lebih banyak

Pernahkah Anda merasakan nyeri yang menjalar, kesemutan, atau bahkan mati rasa di bagian tubuh tertentu? Bisa jadi, Anda sedang mengalami kondisi yang dikenal sebagai saraf kejepit. 


Penyebab saraf kejepit bisa beragam, mulai dari postur tubuh yang salah, cedera, hingga kondisi medis tertentu. Kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup, lho. 


Yuk, kita pelajari lebih lanjut tentang apa itu saraf kejepit, penyebabnya, gejalanya, dan bagaimana cara menanganinya secara mandiri!


Apa Itu Saraf Kejepit?

Saraf kejepit merupakan kondisi yang terjadi ketika saraf mendapatkan tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya, seperti tulang, otot, atau tendon. Tekanan ini dapat mengganggu fungsi saraf, menimbulkan rasa nyeri, mati rasa, hingga kelemahan otot. 


Kondisi ini bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, namun yang paling sering adalah di area leher, bahu, lengan, siku, pergelangan tangan, serta punggung atas atau bawah. Saraf kejepit bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Penyebab Saraf Kejepit

Anda mungkin bertanya-tanya, "Apa sih, penyebab saraf kejepit ini?" Nah, ternyata ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab saraf kejepit. Mari kita bahas satu per satu.

1. Cedera

Salah satu penyebab saraf kejepit yang paling umum adalah cedera. Entah itu cedera akibat olahraga, kecelakaan, atau bahkan gerakan mendadak yang salah. 


Cedera ini bisa menyebabkan pembengkakan yang kemudian menekan saraf di sekitarnya.


2. Postur yang Buruk

Coba perhatikan postur tubuh Anda saat ini. Apakah Anda sering membungkuk saat bekerja di depan komputer? Atau mungkin Anda suka tidur dengan posisi yang kurang tepat? 


Postur tubuh yang buruk dan dilakukan secara berulang dapat memberi tekanan berlebihan pada tulang belakang dan otot, sehingga bisa menjadi penyebab saraf kejepit


3. Obesitas

Berat badan berlebih ternyata juga bisa menjadi penyebab saraf kejepit. Kelebihan berat badan akan memberikan tekanan lebih pada saraf, yang akhirnya bisa menyebabkan saraf terjepit.

4. Penyakit Tertentu

Ada beberapa penyakit yang bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Penyakit seperti diabetes, gangguan tiroid, dan rheumatoid arthritis bisa menjadi penyebab saraf kejepit.

5. Aktivitas Berulang

Jika pekerjaan Anda mengharuskan Anda melakukan gerakan yang sama secara berulang-ulang, misalnya mengetik atau mengangkat beban berat, ini juga salah satu alasannya. Tekanan yang terus-menerus pada area yang sama bisa menjadi penyebab saraf kejepit.

6. Kehamilan

Bagi para ibu hamil, perubahan hormon dan penambahan berat badan selama kehamilan juga bisa menjadi penyebab saraf kejepit. Ini karena ada penambahan volume cairan yang bisa membuat rongga di tubuh menjadi lebih sempit, sehingga menekan saraf.


Gejala Saraf Kejepit

Setelah memahami penyebab saraf kejepit, penting juga untuk mengenali gejala-gejalanya. Ingat, gejala bisa berbeda-beda tergantung lokasi saraf yang terjepit. Namun, ada beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai:


nyeri tubuh bisa jadi salah satu gejala saraf kejepit

1. Nyeri

Nyeri akibat saraf kejepit bisa dirasakan seperti sensasi terbakar atau tertusuk-tusuk dan sering kali menyebar ke area sekitarnya. Jika saraf terjepit di punggung bawah, nyeri bisa menjalar hingga ke kaki. Begitu pula jika terjadi di leher, nyeri dapat menjalar ke bahu dan lengan. Namun, rasa nyeri ini juga bisa berubah-ubah tergantung posisi tubuh. Misalnya, rasa sakit bisa berkurang saat Anda berdiri tetapi meningkat saat duduk atau berbaring miring.

2. Kesemutan

Kesemutan bisa jadi tanda saraf kejepit. Saraf yang terjepit dapat mengganggu sinyal saraf yang seharusnya dikirim ke otak, sehingga Anda bisa merasa kebas atau tidak merasakan apa pun di area tertentu. Kondisi ini sering terjadi pada tangan, jari, kaki, atau bagian tubuh lain yang mengalami tekanan.

3. Lemahnya Otot

Saraf kejepit juga bisa menyebabkan melemahnya otot di sekitar area yang terkena. Sebagai contoh, jika saraf di leher terjepit, Anda mungkin merasa sulit untuk mengangkat benda berat atau bahkan menggenggam sesuatu dengan erat. 


Anda mungkin juga akan kesulitan menggerakkan bagian tubuh tertentu. Misalnya, saraf kejepit di punggung bawah dapat membuat Anda sulit untuk membungkuk atau berdiri dengan tegak.


4. Sensitivitas Menurun

Ketika saraf terjepit, Anda mungkin juga mengalami penurunan sensitivitas terhadap suhu atau sentuhan di area yang terkena. Artinya, Anda mungkin tidak merasakan sensasi panas, dingin, atau nyeri sebagaimana mestinya. 

 

Kondisi ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani, karena dapat menyebabkan cedera lebih lanjut tanpa disadari.


5. Gangguan Buang Air Kecil

Pada kasus yang lebih parah, saraf kejepit di punggung bawah bisa memengaruhi fungsi kandung kemih. Jika mengalami gejala ini, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis.


Cara Menangani Saraf Kejepit Secara Mandiri di Rumah

Saraf kejepit bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari karena rasa nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkannya. Namun, jika kondisi ini masih dalam tahap ringan, Anda bisa mencoba beberapa langkah penanganan secara mandiri di rumah. 

Berikut adalah beberapa cara yang bisa membantu meredakan gejala saraf kejepit:


  • Istirahat Cukup
    Berikan waktu istirahat yang cukup agar tubuh bisa memperbaiki jaringan yang rusak.

  • Posisi Duduk yang Benar
    Pastikan Anda duduk dengan postur yang benar, punggung tegak dan kaki menyentuh lantai.

  • Kompres Panas atau Dingin
    Gunakan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan, atau kompres panas untuk merilekskan otot.

  • Menggunakan Penyangga
    Penyangga bisa membantu menjaga stabilitas dan mencegah gerakan yang memperburuk kondisi.

  • Pijat Ringan
    Pijatan lembut dapat meredakan ketegangan otot, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati.

  • Olahraga Ringan
    Lakukan peregangan atau olahraga ringan seperti yoga untuk meredakan tekanan pada saraf.

  • Gunakan koyo untuk mengurangi rasa nyeri

Saraf kejepit bisa menimbulkan rasa nyeri yang berlebihan. Salah satu cara untuk menguranginya yaitu dengan menggunakan Koyo Hansaplast.


Gunakan Hansaplast koyo panas untuk redakan saraf kejepit

Koyo Hansaplast bisa membantu meredakan nyeri akibat saraf kejepit karena mengandung bahan aktif Camphor, Menthol, dan Nonivamide. 

 

  • Camphor: senyawa yang bermanfaat untuk meredakan nyeri, berasal dari pohon kamper.

  • Menthol: memberikan efek dingin pada jaringan di bawah kulit guna meredakan nyeri.

  • Nonivamide: bahan yang bertugas memberikan rasa panas pada kulit.

Kombinasi bahan ini membantu memperlancar sirkulasi darah serta memberikan rasa hangat yang menenangkan dan tahan lama. Tidak hanya itu, aroma Menthol pada koyo Hansaplast juga semakin menguatkan efek menenangkan dan relaksasinya, sehingga Anda akan merasa nyaman saat memakainya.

 

Ada dua varian koyo Hansaplast yang tersedia, yaitu Hansaplast Koyo Panas dan Hansaplast Koyo Hangat. Keduanya sudah teruji secara dermatologi dan bisa digunakan pada kulit sensitif, jadi Anda tinggal memilih sesuai kebutuhan dan preferensi Anda.


Dengan mengetahui gejala saraf kejepit, Anda bisa lebih waspada dan segera mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Salah satu bentuk penanganan yang bisa Anda lakukan yaitu dengan selalu sedia Koyo Hansaplast di rumah. 

Dalam beberapa kasus, saraf kejepit bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu dengan perawatan yang tepat. Namun, jika gejala tidak kunjung membaik atau malah semakin parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf, ya. Sebab penanganan medis yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.


Artikel yang Berhubungan

Produk Terkait